Perjalanan Cinta di Tanah Semeru


Ini cerita tentang pendakian pertama gue. Gunung pilihan pertama gue dan teman – teman adalah Gunung Semeru  dengan ketinggian 3676 Mdpl yang terletak di Jawa Timur. Lagi Galau – galaunya ngurusin tugas akhir, pikiran sedikit terkontaminasi sama pesona Gunung Semeru . Ihiir
Pikiran dihantui Semeru Semeru dan Semeru. Beberapa saat merengek- rengek cari informasi kapan bisa berangkat ke sana.  Terkadang harapan akan Mahameru sedikit disingkirkan oleh kesibukan kita nyusun Tugas Akhir.
               Hingga suatu ketika , saat kita lagi dengerin pengalaman temen yang abis Sidang , lumayan buat persiapan sidang kita 1 bulan ke depan, muncul undangan acara di facebook . Trip Semeru 4-9 Oktober 2012 dari Blakrax Trip organizer !!! Tepatnya bulan July 2012, lagi asiknya ngegalauin sidang TA di rumah temen gue. Si Ria bacain undangan di facebook tentang pendakian bersama gunung semeru di bulan Oktober. Tanpa pikir panjang langsung gue iyain aja tuh. Pendakian bersama itu bareng Blakrax Trip Organizer, salah satu kumpulan persaudaraan anak Malang yang beberapa orang dari mereka gue kenal dan keseluruhan dari mereka temennya si Ria. Oke Cocok.
Lantas apa yang gue siapin? Haha, jelas gue rempong banget, gue gak punya bekal apa-apa kecuali nekat. Selama nunggu bulan oktober gue sama temen-temen nyicil beli perlengkapan pribadi untuk pendakian.
Gaji gue diabisin buat beli para perlengkapan pendakian, makan aja gue ngirit. Hha . Berkat keiritan gue , dapet dah tuh Sendal gunung, Sepatu , Headlamp sama Sleeping Bag. Menurut survey #gaya , Kedinginan gunung  Semeru  tepatnya di Ranu Kumbolo bisa mencapai -4 o C #wow, makanya gue siapin berlapis – lapis jaket buat gue bawa ke sana.
               Betapa penantian ini sangat lama #yaelaah , akhirnya 5 Oktober 2012 hadir juga
St. Senen , Jumat  5 Oktober 2012
               Cuaca hari itu emang panas banget . Kita tiba di sana jam13:00 WIB. Gue , Ria dan Rizky pake kaos hitam dan celana kargo, penampilan kita bertiga sama persis. Bedanya gue kerudungan , Ria Lebih tinggi dari gue dan Rizky paling kecil di antara kita berdua.


Narsis sebelum berangkat
                Ada satu cowok yang barengan sama kita dari Tangerang, namanya Ibnu . malem sebelum kita berangkat. Gue sama dia chatingan. Kita ngobrol banyak dan akhirnya tukeran nomor handphone buat  janji temu dan berangkat ke Jakarta bareng.
               Sepanjang jalan di stasiun kita bercandaan, carriel kita diramein bunyi krincingan lonceng kecil hadiah dari ria untuk kita bertiga ( Gue,Rizky dan Ria).

               Kereta yang kita tumpangi adalah kereta MATARMAJA, berangkat pukul 14:00 . Sebelum kita masuk ke kereta kita ketemuan dulu sama peserta Trip Semeru yang lain. Ria janjian sama anak Bogor, namanya Heru , dan Ibnu janjian sama ana Jakarta namanya Adi.
               Gak lama kita semua ketemuan sama mereka di depan Yomart. Heru dengan tampilannya yang santai , pake kaos MU Home dan celana pendek Hitam. Dan Ady pake jaket dan bertopi.
               Akhirnya kita ber-6 barengan masuk ke peron dan masuk ke kereta.  Ternyata Kami ber-6 beda gerbong , Ibnu dan Ady di gerbong 3 sedangkan Gue , Ria , Rizky dan Heru digerbong 1.
               Ada perasaan nyaman ketika udah duduk dikereta. Semakin dekat, semakin dekat.
               Masih di area Matarmaja , gue dan rombongan super berisik. Tapi sejauh ini gak ada yang protes. Hha , malem tiba kerjaan gue cuma tidur aja sampe besokannya nyampe.hhe
              
Difotoin Orang gak dikenal
Matarmaja yang kita tumpangi tiba di stasiun kota baru Malang sekitar pukul 8:00 6 Oktober 2012. Setelah bersih – bersih di toilet , kita keluar stasiun dan bertemu dengan Ischamdi, Bos Management Blakrax hha.
Selamat Datang di Kota Malang
                Setelah melobi angkot , kita pergi menuju Tumpang. Ada kejadian heboh ketika Mas Ischamdi ketinggalan angkot bareng 2 crew dan 1 peserta, yahelaaa, haha. Sesampainya di tumpang kita sarapan euy, sumpah lapar banget. Tapi ini mungkin makanan ternikmat terakhir sebelum kami semua memulai pendakian.

Perjalanan di Mulai
Narsis di belakang truk
             Gue dan rombongan memulai perjalanan menuju Desa Ranu Pani dengan menaiki Truk Pasir. Rombongan kita berjumlah 20 Orang. Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan pedesaan dan hamparan bukit yang memukau. Keindahan ini Cuma bisa dinikmati oleh mata. Gak ada dokumentasi di sini. Di tengan perjalanan menuju desa, tiba – tiba hujan turun . Semuanya pada kelabakan dan ngakak ketika di sodorin Terpal buat teduhan.
               Pukul 1 siang kita tiba di desa Ranu Pani, desa terakhir dikawasan gunung Semeru. Sebelum memulai perjalanan, gue dan yang lainnya shalat dzuhur di Mushalah. Selesai shalat dan rapi – rapi, kami semua berkumpul dan berdoa. Memohon kepada yang kuasa agar perjalanan kami lancar dan baik-baik saja J
              
Pendakian  dimulai…!!!  
  
Selamat Datang para Pendaki :D
                Ketika memulai pendakian , ocehan kami terhenti hahaha. Sejujurnya pengen lebih focus biar bisa ngatur nafas . Seperti biasa, awalnya kita rombongan, kemudian selanjutnya grup – grup-an. Sampe akhirnya gue blusukan sendirian. Tenaang , selagi masih terang gue berani – berani aja.
               Sepanjang perjalanan pastinya bakalan ketemu sama pendaki – pendaki lain, baik yang mau pulang ataupun yang sedang rehat. Mereka semua pastinya ramah . Kalimat yang paling sering gue denger adalah “bentar lagi nyampe kok mba” . awalnya gue percayaan. Tapi pada akhirnya mending gue gak terpaku sama omongan mereka. PALSUU
Jalur menuju Pos 1

Pos 2
           
          Engap- engapan , diguyur gerimis romantic, dan akhirnya gue ketemu rombongan gue yang di depan, dan gue pun nyengir bahagia :D . Tujuan kita kali ini adalah Ranu Kumbolo, kita akan melewati beberapa pos sebelum tiba di Ranu Kumbolo. Yang pertama adalah Landengan Dowo pada ketinggian 2300 mdpl, dan pos berikutnya adalah Watu Rejeng 2600 mdpl.
               Gleeeeg….
        Sampe Watu Rejeng gue nelen ludah. Edeeeh, yang tadinya trek masih landai dan biasa – biasa aja #gaya, kini  didepan gue terpampang tanjakan hampir 900  . Oke, rombongan udah siap,dan gue paling depan memulai tanjakan.
            Masiiih Oke, gue punya tongkat pemberian si Nunu,ini membantu sekaleee :D
            Kembali blusukan sendirian, rombongan yang laen di belakang gue. Ada sosok yang pengen banget gue temui di Ranu Kumbolo. Sedikit membuat kaki gue bersemangat untuk terus melangkah. Hari mulai gelap, dari jauh udah terlihat jelas Danau Indah Semeru, surganya Semeru RANU KUMBOLO. Alwan muncul dibelakang gue, gue gak lagi sendirian. Kita masih blusukan, nembus semak – semak, prosotan di pasir dan  pada akhirnya kami tiba di sana, RANU KUMBOLO. Dengan total waktu blusukan hampir 5 Jam dari ranu Pani ke Ranu Kumbolo :D
               Lampu – lampu tenda menghiasi lapangan di tepi danau. Gue  teriak – teriak manggil rekan rombongan yang udah tiba duluan. Ada yang nyautin teriakan gue, pas gue samperin 6 orang dari Blakrax lagi sibuk diriin  tenda. Yihaaaa, ketika yang lain ngediriin tenda, dan rombongan yang lain masih dalam perjalanan, gue sibukin diri  ngiris-ngirisin sayuran buat makan malam.
               Ini malam minggu terindah gue selama 20 Tahun gue hidup. Hamparan langit Maha Sempurna, di hiasi ribuan bintang dan Bulan hampir Purnama, di depan gue terpampang Danau indah seluas 10 hektar. Ditemani Sahabat – sahabat dan teman-teman baru. Keindahan ini Cuma bisa ditangkap oleh Mata. Terima Kasih ya Allah.
               Malam ini malam akrab, menggigil diterpa hawa dingin, Danau udah mulai membeku. Satu persatu masuk Tenda. Dan kita pun bermalam di Ranu Kumbolo.

Ranu Kumbolo, 7 Oktober 2012
Ranu Kumbolo



               Hoaaaamft, mata melek dan kaget banget liat langit udah terang. Anjreeet, niat pengen liat sunrise gagal total. Gue telat subuh, gue pikir telat subuh. Ketika ngecek jam ternyata baru pukul 4:30. Whaaat?? Kenapa udah terang. Ketika keluar tenda, matahari ternyata ada dibalik bukit. Gak keliatan terbitnya.
               Semua membeku, minyak goreng, minyak angin, coki – coki gue, ingus riia dan risky juga beku #iyeekz. Hahaha. Tentunya kita ngehabisin waktu melek kita buat bernarsis- narsis gak jelas.
               Siangan dikit kita packing , perjalanan kami tentunya belum selesai, kita akan melanjutkan perjalanan mencapai tujuan utama , yaitu puncak Mahameru.

               Selesai packing dan foto-foto dengan background Ranu Kumbolo, kita memulai perjalanan. Kali ini tantangan kita adalah Tanjakan Cinta. Konon katanya , apabila kita bisa melalui tanjakan cinta tanpa berhenti dan menoleh ke belakang apa yang kita harapkan mengenai cinta akan terkabul. Mari yang jomblo – jomblo, hahaha
Tanjakan Cinta

               Di balik Tanjakan Cinta kita akan disuguhi oleh padang Savana, padang indah ini dikenal dengan sebutan ORO-ORO OMBO :D, padang ini kering , biasanya setelah musim penghujan padang ini dihiasi dengan lavender – lavender ungu indah. Sayang kita gak temuin lavender ungu itu, padangnya kering kuning kecoklatan, tapi tetep indah.
Oro - oro Ombo
               Kita pun akhirnya rehat sejenak di Cemoro Kandang , sesuai dengan namanya, di sini banyak hamparan pohon Cemara. Ternya lirik lagu “naik – naik ke puncak gunung” benar adanya, hahaha.
Cemoro Kandang
               Tujuan kita kali ini adalah kalimati, gue kini berada dirombongan paling belakang, jelasnya berdua paling belakang. Dengan partner salah satu dari blakrax yang pasrah dan setia nemenin gue yang bentar – bentar pengen ngegeleser duduk. Ingat, kebanyakan duduk gak baik, kalo mau rehat mending berdiri sama tarik nafas pelan – pelan , trus jalan lagi dengan santai jangan terburu – buru, nikmati perjalanan ini.

               Haha, tapi itu teori, prakteknya gue gak gitu. Jalan 10 langkah kemudian berhenti ,lalu duduk. Haha oke abaikan
Tepaar
               Kemudian tibalah kami di Kalimati ketinggian 2700 Mdpl. Huaaa, gue langsung telentang di matras yang udah digelar, banting keril dan mejamin mata. Tapi harapan gue pengen ngaso dikacaukan oleh Erik Ridho Wardhana. Narik tangan gue seenak udel dan ngajakin gue blusukan ke Sumber Mani.OkeSip, karna dia yang ngajak gue mau deh #moduspreeet
Kalimati
Sumber Mani, ntah jam berapa
               Sumber Mani satu – satunya sumber mata air Semeru di ketinggian 2700 mdpl ini. Jarak tempuhnya sekitar 1 km dari kalimati, jalanannya lumayan ekstream. Pohon – pohon tumbang ngehadang jalan, kanan kiri tebing. Tapi sumfaaah kereeeen :D
               Ada 2 kucuran air, gue bersih – bersih di sana , berwudhu dan shalat beratapkan langit. Subhanallah adeem.
               Setelah beberapa rombongan merasa cukup dengan pasokan  airnya, kami kembali menuju kalimati. Nyampe kalimati gue langsung masuk tenda. Anyeeeep , ngantuk brooo ngantuuuuk. Hari masih sore, tapi gue mau tidooor

Kalimati, 7 Oktober 2012 pukul 8:00 (kata mereka yang gue Tanya)

               Gue keluar  tenda, di luar ternyata udah ada api unggun. Beberapa dari rombongan asik ngegosip gue nimbrung di atara ria dan izky. Iyuuuh angeeet.
               Hamparan langit malam ini gak seindah malam di RaKum. Tapi gak kalah menyenangkan dengan Rakum,karena gue masih tetep sebelahan dengan sosok indah itu, #aheeelaaaa
Hangat - hangatan
               Malam semakin larut, gue udah ngantuk. Gue pun masuk tenda. Belum sempet merem diluar gue denger kasak kusuk.
Cowo 1 : “ aaa ini bener rombongan mba samara?”
Cowo 2 : “ iaa bener mas..”
Cowo 1: “ duuh kita nyasar tadi. Alhamdulillah ketemu rombongan lain .. blab la bla”
Karena penasaran gue keluar.  Tenyata ada rombongan arek Surabaya di sana , gue sempet ketemu sekali dua  kali dengan mereka di sepanjang  jalur pendakian. Ternyata mereka nyasar ketika trek menuju Arcapada. Yang seharusnya belok kiri dari kalimati, mereka malah ke kanan kearah Sumber Mani.
               Syukurlah mereka gak kenapa – kenapa.
               Selesai makan malam , kami semua akhirnya masuk ke tenda. Memejamkan mata sejenak, karena tengan malam nanti pendakian sesungguhnya akan di Mulai.

SUMMIT ATTACK 12:00, 8 Oktober 2012
               Jam 12 tepat kita di bangunin panitia. Mempersiapkan segala perlengkapan, jaket tebal karena hawa sangat dingin sekali, headlamp untuk membantu penerangan, sepatu trekking dan sebotol air minum untuk bekal perjalanan.
               Setelah berdoa, pendakian pun dimulai. Suasana gelap dan hening. Trek naik turun, gue  gak bisa liat kanan kiri gue apa, tapi yang gue denger dari rekan – rekan kanan kiri gue itu jurang. Kantuk mulai menyerang, jelas gue tadi tidur Cuma sebentar. (note : mending lu jangan begadang deh sebelum summit semeru,kalo udah ngantuk kan repot)
Ntah dimana, malaam ituu
               Setelah yang gak gue tau udah berapa lama, tibalah kami di Arcopodo, melihat beberapa plakat yang ditanamkan disana. Monumen para pendaki yang hilang dan tidak ditemukan ataupun tewas ketika pendakian.
               Tibalah kami di batas vegetasi antara pasir dan trek krikil. Sebut saja daerah ini Cemoro Tunggal, karena Cuma ada 1 Pohon Cemara yang berdiri gagah di sana.
               Trek menuju puncak Mahameru ini benar -  benar nanjak terus. Sebelum mendaki udah dipesenin jangan sampe nginjek batu, karena klo batunya rapuh bakalan jatuh dan nimpa pendaki di bawah kita. Dengan hati – hati gue melangkah. Ngantuk dan dingin bercampur jadi satu. Yahelaaa mata gue bener – bener gak bisa diajak kompromi.
               Sesekali gue sempoyongan gara – gara ngantuk, rombongan gue masih ada beberapa yang jauh tertinggal di belakang gue. 1 Langkah naik, 3 kali ngegerosot mundur. 1 meter naik, turunnya 30 cm. Sumpah ini trek ngeselin banget. Perasaan gue udah lama banget ngedaki, tapi tetep ngerasa kaga naek2.  
               Di rombongan gue ada ibu– ibu berusia 40an dan bapak-bapak berusia 50an, semangat dan kekuatan mereka bikin gue iri. Namanya bu Erwin dan Om Firman.  Mereka bukan suami istri sodarah – sodarah, haha. Mereka ngeduluin gue dan gue cuma bisa nyengir ngasih semangat. Tapi tetep mata gue gak kenal iri kayaknya. Gue ngeliat ada pasir beku gede di atas gue, dengen semangat gue samperin tu pasir. Mengingat gue udah ngantuk banget dan memastikan tu pasir beku gak bakal roboh ketika gue senderin, akhirnya gue rehat di sana dan merem. Sumpah GUE KETIDURAN -__-
              
        “samara…. Samara”
       “hmmm… siapa yaa? Mas kamdi yaa?”
“bukan, gue ady”
Tiba – tiba gue melek. Njiiir, siluet langit subuh udah keliatan. Ntah gue udah ketiduran berapa lama di sana. Ada 1 cowo blakrak tiduran juga disebelah gue. Mpun deh, cepet- cepet gue bangkit dan mau jalan lagi. Ketika gue udah berjalan 10 langkah (mundur 5 langkah tentunya). Ada yang neriakin nama gue. Pas gue nengok ternyata si ria.
Buseeet, si Ria awalnya berpuluh – puluh meter di belakang gue *kayaknya. Dia yang ngiranya gue udah dipuncak malah jadi ngakak pas tau gue masih stuck di sana gara – gara ketiduran.
Akhirnya bersama- sama kita naik turun -__- . Gue udah ngerasa kaga sanggup. Gue pengen banget nyampe puncak, ada scenario yang pengen gue jalanin di puncak Mahameru. Dan pemeran utama satunya lagi muncul di belakang gue.
Gue naik 3 langkah kemudian duduk, begitu seterusnya. 4 gaya udah dikeluarin, Berdiri, merangkak, merayap, digeret-geret, tetep aja kaga nyampe – nyampe. Huft, gue pasrah, hinaan , dukungan, ledekan udah kaga mempan lagi. Akhirnya rundingan sama si Ria (Kiki udah turun duluan) kita ngelanjutin pendakian atau pending dulu. Setelah debat panjang , dengan 2 crew blakrax yang meratiin gak jelas. Akhirnya kita mutusin buat pending.
Sebenernya berat hati gue buat gak ngelanjutin perjalanan, gimana scenario gue?.
Dan akhirnya Ria dan Didin berseluncur turun. Gue duduk di Pasir Mahameru, mendongak melihat puncak yang belum bisa gue gapai saai itu. Menatap sosok disebelah gue. Partner yang udah nyusun scenario Mahameru.
Galau
Pasir Mahameru , 8 Oktober 2012
Gue dan dia ada di sana. Duduk berdampingan. Pikiran gue menyesali kegagalan menggapai puncak. Dan pada akhirnya ada suara- suara yang keluar dari dia dan dari gue. Tentang komitmen pergantian status, tentang janji yang tak harus diingkari, tentang skenario yang berubah lokasinya. Tentang gue dan dia. Tentang kasih sayang dan cinta J

Bergandengan kayak truk gandeng, kita nikmati perjalanan menuruni pasir mahameru. Gila ya, turunnya gak perlu susah payah. Di guyur gerimis romantic, 10 menit kemudian kita nyampe cemoro tunggal (naiknya butuh 3 jam lebih).
Trek Turun dari Mahameru
Menuju Arcopodo, gue dan ria nyanyi-nyanyi gak jelas, gue loncat – loncat kayak bajing. Gak apa – apa gak sampe puncak, gue tetep bahagia berada di sini. Di gunung, di tengah hutan rimba. Benar – benar merasa bebas dari kepenatan kota industry. Tiba di Kalimati jemur pakaian basah, dan kemudian tepar.
Dari ke 13 peserta Trip, ada 5 orang yang mencapai puncak Mahameru. Pastinya gak termasuk gue -__-. Selamat buat Heru, Ibnu, Angga, mas Arif dan Mas Alwan yang jauh –jauh dari Samarinda :D

Cuma bisa mangap menatap Mahameru. Oh Mahameruku yang tak tergapai kali ini
Oh Mahameruu
Pukul 2 siang kita packing untuk memulai perjalanan lagi. Udah sore banget ketika nyampe Ranu Kumbolo. Pukul 18:00 setelah makan sore, kita kembali memulai perjalanan melewat Jalur Hayek – hayek, bukan jalur pendakian awal. Katanya jalur hayek – hayek itu lebih deket . Cuma ada 2 tanjakan dan seterusnya turunan.
Kenyataannya emang begitu, tapi kaki gue gak bersahabat, dan gue haid hari pertama . bawaannya uring –uringan. Sakeeeet, dengan diseret – seret dan di semangati 3 orang cowok yang ngecover gue. Gue paksain buat tetep jalan. Walaupun rada kesel dan sakit hati ketika nanya berapa lama lagi dan jawabannya selalu sama di jam yang berbeda “Sebentar Lagi kok” “Dikit Lagi kok”. Ntah kenapa perjalanan malam ini terasa berat, lama, mistis dan mencekam.
Pengen rasanya gue jahili mereka dengan pura – pura pingsan, tapi gue kasian. Yaudahlah akhirnya gue isak isakan sepanjang jalan nahan kaki gue yang luar biasa sakitnya. Sampe pada akhirnya dengan cinta dan kasih sayang # pret. Tibalah gue dan rombongan di Ladang penduduk, ketemu truk. Naik ke truk, kemudian di bawa ke homestay.
Pukul 23:00 kami tiba di homestay  dan gue tepar. Lempar keril,berkecipak di air, makan apa aja yang gue mau ( padahal mie doang) dan ngurut – ngurut kaki gue pake minyak tawon. Sejam kemudian gue ngerasa pengen balik lagi ke sana, ke SEMERU.
Gue janji akan kembali , bernostalgia dan menggapai puncaknya. Insya Allah.
Ya Allah, terima kasih untuk Semerunya
Semeru , terima kasih untuk pangerannya
Pangeran, terima kasih untuk cintanya
Mahameru, Aku dan Dia

              

Komentar

  1. Nice Trip ! gw jg pernah sekali waktu gagal summit attack di semeru, tp ntu yg bwt penasaran dan pngen balik lagi
    share jg blog gw www.jeungkawanina.blogspot.com

    BalasHapus
  2. Thanks yaa.. Itu artinya diminta untuk kembali. Heheheh

    BalasHapus

Posting Komentar