Pikiran dihantui Semeru Semeru dan Semeru. Beberapa saat merengek- rengek
cari informasi kapan bisa berangkat ke sana.
Terkadang harapan akan Mahameru sedikit disingkirkan oleh kesibukan kita
nyusun Tugas Akhir.
Hingga suatu ketika , saat kita
lagi dengerin pengalaman temen yang abis Sidang , lumayan buat persiapan sidang
kita 1 bulan ke depan, muncul undangan acara di facebook . Trip Semeru 4-9
Oktober 2012 dari Blakrax Trip organizer !!! Tepatnya bulan July 2012, lagi
asiknya ngegalauin sidang TA di rumah temen gue. Si Ria bacain undangan di
facebook tentang pendakian bersama gunung semeru di bulan Oktober. Tanpa pikir
panjang langsung gue iyain aja tuh. Pendakian bersama itu bareng Blakrax Trip
Organizer, salah satu kumpulan persaudaraan anak Malang yang beberapa orang
dari mereka gue kenal dan keseluruhan dari mereka temennya si Ria. Oke Cocok.
Lantas apa yang gue siapin? Haha, jelas gue rempong banget, gue gak punya
bekal apa-apa kecuali nekat. Selama nunggu bulan oktober gue sama temen-temen
nyicil beli perlengkapan pribadi untuk pendakian.
Gaji gue diabisin buat beli para perlengkapan pendakian, makan aja gue
ngirit. Hha . Berkat keiritan gue , dapet dah tuh Sendal gunung, Sepatu ,
Headlamp sama Sleeping Bag. Menurut survey #gaya , Kedinginan gunung Semeru tepatnya di Ranu Kumbolo bisa mencapai -4 o
C #wow, makanya gue siapin berlapis – lapis jaket buat gue bawa ke sana.
Betapa penantian ini sangat lama
#yaelaah , akhirnya 5 Oktober 2012 hadir juga
St. Senen , Jumat 5 Oktober 2012
Narsis sebelum berangkat |
Sepanjang jalan di stasiun kita
bercandaan, carriel kita diramein bunyi krincingan lonceng kecil hadiah dari
ria untuk kita bertiga ( Gue,Rizky dan Ria).
Gak lama kita semua ketemuan sama
mereka di depan Yomart. Heru dengan tampilannya yang santai , pake kaos MU Home
dan celana pendek Hitam. Dan Ady pake jaket dan bertopi.
Akhirnya kita ber-6 barengan
masuk ke peron dan masuk ke kereta.
Ternyata Kami ber-6 beda gerbong , Ibnu dan Ady di gerbong 3 sedangkan
Gue , Ria , Rizky dan Heru digerbong 1.
Ada perasaan nyaman ketika udah
duduk dikereta. Semakin dekat, semakin dekat.
Masih di area Matarmaja , gue dan
rombongan super berisik. Tapi sejauh ini gak ada yang protes. Hha , malem tiba
kerjaan gue cuma tidur aja sampe besokannya nyampe.hhe
Matarmaja yang kita tumpangi tiba di stasiun kota baru Malang sekitar pukul
8:00 6 Oktober 2012. Setelah bersih – bersih di toilet , kita keluar stasiun
dan bertemu dengan Ischamdi, Bos Management Blakrax hha.
Setelah melobi
angkot , kita pergi menuju Tumpang. Ada kejadian heboh ketika Mas Ischamdi ketinggalan angkot bareng 2 crew dan 1 peserta, yahelaaa, haha. Sesampainya di tumpang kita sarapan euy,
sumpah lapar banget. Tapi ini mungkin makanan ternikmat terakhir sebelum kami
semua memulai pendakian.
Perjalanan di Mulai
Gue dan rombongan memulai perjalanan menuju Desa Ranu Pani dengan menaiki
Truk Pasir. Rombongan kita berjumlah 20 Orang. Sepanjang perjalanan disuguhi
pemandangan pedesaan dan hamparan bukit yang memukau. Keindahan ini Cuma bisa
dinikmati oleh mata. Gak ada dokumentasi di sini. Di tengan perjalanan menuju
desa, tiba – tiba hujan turun . Semuanya pada kelabakan dan ngakak ketika di
sodorin Terpal buat teduhan.
Pukul 1 siang kita tiba di desa
Ranu Pani, desa terakhir dikawasan gunung Semeru. Sebelum memulai perjalanan,
gue dan yang lainnya shalat dzuhur di Mushalah. Selesai shalat dan rapi – rapi,
kami semua berkumpul dan berdoa. Memohon kepada yang kuasa agar perjalanan kami
lancar dan baik-baik saja J
Pendakian dimulai…!!!
Ketika memulai pendakian , ocehan
kami terhenti hahaha. Sejujurnya pengen lebih focus biar bisa ngatur nafas .
Seperti biasa, awalnya kita rombongan, kemudian selanjutnya grup – grup-an.
Sampe akhirnya gue blusukan sendirian. Tenaang , selagi masih terang gue berani
– berani aja.
Selamat Datang para Pendaki :D |
Sepanjang perjalanan pastinya
bakalan ketemu sama pendaki – pendaki lain, baik yang mau pulang ataupun yang
sedang rehat. Mereka semua pastinya ramah . Kalimat yang paling sering gue
denger adalah “bentar lagi nyampe kok mba” . awalnya gue percayaan. Tapi pada
akhirnya mending gue gak terpaku sama omongan mereka. PALSUU
Engap- engapan ,
diguyur gerimis romantic, dan akhirnya gue ketemu rombongan gue yang di depan,
dan gue pun nyengir bahagia :D . Tujuan kita kali ini adalah Ranu Kumbolo, kita
akan melewati beberapa pos sebelum tiba di Ranu Kumbolo. Yang pertama adalah
Landengan Dowo pada ketinggian 2300 mdpl, dan pos berikutnya adalah Watu Rejeng
2600 mdpl.
Sampe Watu
Rejeng gue nelen ludah. Edeeeh, yang tadinya trek masih landai dan biasa –
biasa aja #gaya, kini didepan gue
terpampang tanjakan hampir 900 .
Oke, rombongan udah siap,dan gue paling depan memulai tanjakan.
Masiiih Oke, gue punya tongkat
pemberian si Nunu,ini membantu sekaleee :D
Kembali blusukan sendirian,
rombongan yang laen di belakang gue. Ada sosok yang pengen banget gue temui di
Ranu Kumbolo. Sedikit membuat kaki gue bersemangat untuk terus melangkah. Hari
mulai gelap, dari jauh udah terlihat jelas Danau Indah Semeru, surganya Semeru
RANU KUMBOLO. Alwan muncul dibelakang gue, gue gak lagi sendirian. Kita masih
blusukan, nembus semak – semak, prosotan di pasir dan pada akhirnya kami tiba di sana, RANU
KUMBOLO. Dengan total waktu blusukan hampir 5 Jam dari ranu Pani ke Ranu Kumbolo
:D
Lampu – lampu tenda menghiasi
lapangan di tepi danau. Gue teriak –
teriak manggil rekan rombongan yang udah tiba duluan. Ada yang nyautin teriakan
gue, pas gue samperin 6 orang dari Blakrax lagi sibuk diriin tenda. Yihaaaa, ketika yang lain ngediriin
tenda, dan rombongan yang lain masih dalam perjalanan, gue sibukin diri ngiris-ngirisin sayuran buat makan malam.
Ini malam minggu terindah gue
selama 20 Tahun gue hidup. Hamparan langit Maha Sempurna, di hiasi ribuan
bintang dan Bulan hampir Purnama, di depan gue terpampang Danau indah seluas 10
hektar. Ditemani Sahabat – sahabat dan teman-teman baru. Keindahan ini Cuma
bisa ditangkap oleh Mata. Terima Kasih ya Allah.
Malam ini malam akrab, menggigil
diterpa hawa dingin, Danau udah mulai membeku. Satu persatu masuk Tenda. Dan
kita pun bermalam di Ranu Kumbolo.
Ranu Kumbolo, 7 Oktober 2012
Hoaaaamft, mata melek dan kaget
banget liat langit udah terang. Anjreeet, niat pengen liat sunrise gagal total.
Gue telat subuh, gue pikir telat subuh. Ketika ngecek jam ternyata baru pukul
4:30. Whaaat?? Kenapa udah terang. Ketika keluar tenda, matahari ternyata ada
dibalik bukit. Gak keliatan terbitnya.
Semua membeku, minyak goreng,
minyak angin, coki – coki gue, ingus riia dan risky juga beku #iyeekz. Hahaha.
Tentunya kita ngehabisin waktu melek kita buat bernarsis- narsis gak jelas.
Siangan dikit kita packing ,
perjalanan kami tentunya belum selesai, kita akan melanjutkan perjalanan
mencapai tujuan utama , yaitu puncak Mahameru.
Selesai packing dan foto-foto dengan background Ranu Kumbolo, kita memulai perjalanan. Kali ini tantangan kita adalah Tanjakan Cinta. Konon katanya , apabila kita bisa melalui tanjakan cinta tanpa berhenti dan menoleh ke belakang apa yang kita harapkan mengenai cinta akan terkabul. Mari yang jomblo – jomblo, hahaha
Di balik Tanjakan Cinta kita akan
disuguhi oleh padang Savana, padang indah ini dikenal dengan sebutan ORO-ORO
OMBO :D, padang ini kering , biasanya setelah musim penghujan padang ini
dihiasi dengan lavender – lavender ungu indah. Sayang kita gak temuin lavender
ungu itu, padangnya kering kuning kecoklatan, tapi tetep indah.
Oro - oro Ombo |
Kita pun akhirnya rehat sejenak
di Cemoro Kandang , sesuai dengan namanya, di sini banyak hamparan pohon
Cemara. Ternya lirik lagu “naik – naik ke puncak gunung” benar adanya, hahaha.
Cemoro Kandang |
Haha, tapi itu teori, prakteknya gue gak gitu. Jalan 10 langkah kemudian berhenti ,lalu duduk. Haha oke abaikan
Kemudian tibalah kami di Kalimati
ketinggian 2700 Mdpl. Huaaa, gue langsung telentang di matras yang udah
digelar, banting keril dan mejamin mata. Tapi harapan gue pengen ngaso
dikacaukan oleh Erik Ridho Wardhana. Narik tangan gue seenak udel dan ngajakin
gue blusukan ke Sumber Mani.OkeSip, karna dia yang ngajak gue mau deh
#moduspreeet
Kalimati |
Sumber Mani, ntah jam berapa
Sumber Mani satu – satunya sumber
mata air Semeru di ketinggian 2700 mdpl ini. Jarak tempuhnya sekitar 1 km dari
kalimati, jalanannya lumayan ekstream. Pohon – pohon tumbang ngehadang jalan,
kanan kiri tebing. Tapi sumfaaah kereeeen :D
Ada 2 kucuran air, gue bersih –
bersih di sana , berwudhu dan shalat beratapkan langit. Subhanallah adeem.
Setelah beberapa rombongan merasa
cukup dengan pasokan airnya, kami
kembali menuju kalimati. Nyampe kalimati gue langsung masuk tenda. Anyeeeep ,
ngantuk brooo ngantuuuuk. Hari masih sore, tapi gue mau tidooor
Kalimati, 7 Oktober 2012 pukul 8:00 (kata
mereka yang gue Tanya)
Gue keluar tenda, di luar ternyata udah ada api unggun. Beberapa dari rombongan asik ngegosip gue nimbrung di atara ria dan izky. Iyuuuh angeeet.
Hamparan langit malam ini gak
seindah malam di RaKum. Tapi gak kalah menyenangkan dengan Rakum,karena gue
masih tetep sebelahan dengan sosok indah itu, #aheeelaaaa
Hangat - hangatan |
Malam semakin larut, gue udah
ngantuk. Gue pun masuk tenda. Belum sempet merem diluar gue denger kasak kusuk.
Cowo 1 : “ aaa
ini bener rombongan mba samara?”
Cowo 2 : “ iaa
bener mas..”
Cowo 1: “ duuh
kita nyasar tadi. Alhamdulillah ketemu rombongan lain .. blab la bla”
Karena penasaran
gue keluar. Tenyata ada rombongan arek
Surabaya di sana , gue sempet ketemu sekali dua kali dengan mereka di sepanjang jalur pendakian. Ternyata mereka nyasar ketika
trek menuju Arcapada. Yang seharusnya belok kiri dari kalimati, mereka malah ke
kanan kearah Sumber Mani.
Syukurlah mereka gak kenapa –
kenapa.
Selesai makan malam , kami semua
akhirnya masuk ke tenda. Memejamkan mata sejenak, karena tengan malam nanti
pendakian sesungguhnya akan di Mulai.
SUMMIT ATTACK 12:00, 8 Oktober 2012
Jam 12 tepat kita di bangunin
panitia. Mempersiapkan segala perlengkapan, jaket tebal karena hawa sangat
dingin sekali, headlamp untuk membantu penerangan, sepatu trekking dan sebotol
air minum untuk bekal perjalanan.
Setelah berdoa, pendakian pun
dimulai. Suasana gelap dan hening. Trek naik turun, gue gak bisa liat kanan kiri gue apa, tapi yang
gue denger dari rekan – rekan kanan kiri gue itu jurang. Kantuk mulai
menyerang, jelas gue tadi tidur Cuma sebentar. (note : mending lu jangan
begadang deh sebelum summit semeru,kalo udah ngantuk kan repot)
Setelah yang gak gue tau udah
berapa lama, tibalah kami di Arcopodo, melihat beberapa plakat yang ditanamkan
disana. Monumen para pendaki yang hilang dan tidak ditemukan ataupun tewas
ketika pendakian.
Tibalah kami di batas vegetasi
antara pasir dan trek krikil. Sebut saja daerah ini Cemoro Tunggal, karena Cuma
ada 1 Pohon Cemara yang berdiri gagah di sana.
Trek menuju puncak Mahameru ini
benar - benar nanjak terus. Sebelum
mendaki udah dipesenin jangan sampe nginjek batu, karena klo batunya rapuh
bakalan jatuh dan nimpa pendaki di bawah kita. Dengan hati – hati gue melangkah.
Ngantuk dan dingin bercampur jadi satu. Yahelaaa mata gue bener – bener gak
bisa diajak kompromi.
Sesekali gue sempoyongan gara –
gara ngantuk, rombongan gue masih ada beberapa yang jauh tertinggal di belakang
gue. 1 Langkah naik, 3 kali ngegerosot mundur. 1 meter naik, turunnya 30 cm.
Sumpah ini trek ngeselin banget. Perasaan gue udah lama banget ngedaki, tapi
tetep ngerasa kaga naek2.
Di rombongan gue ada ibu– ibu berusia
40an dan bapak-bapak berusia 50an, semangat dan kekuatan mereka bikin gue iri. Namanya
bu Erwin dan Om Firman. Mereka bukan
suami istri sodarah – sodarah, haha. Mereka ngeduluin gue dan gue cuma bisa
nyengir ngasih semangat. Tapi tetep mata gue gak kenal iri kayaknya. Gue
ngeliat ada pasir beku gede di atas gue, dengen semangat gue samperin tu pasir.
Mengingat gue udah ngantuk banget dan memastikan tu pasir beku gak bakal roboh
ketika gue senderin, akhirnya gue rehat di sana dan merem. Sumpah GUE KETIDURAN
-__-
“samara…. Samara”
“hmmm… siapa yaa? Mas kamdi yaa?”
“hmmm… siapa yaa? Mas kamdi yaa?”
“bukan, gue ady”
Tiba – tiba gue melek. Njiiir, siluet langit subuh udah keliatan. Ntah
gue udah ketiduran berapa lama di sana. Ada 1 cowo blakrak tiduran juga
disebelah gue. Mpun deh, cepet- cepet gue bangkit dan mau jalan lagi. Ketika
gue udah berjalan 10 langkah (mundur 5 langkah tentunya). Ada yang neriakin
nama gue. Pas gue nengok ternyata si ria.
Buseeet, si Ria awalnya berpuluh – puluh meter di belakang gue *kayaknya.
Dia yang ngiranya gue udah dipuncak malah jadi ngakak pas tau gue masih stuck
di sana gara – gara ketiduran.
Akhirnya bersama- sama kita naik turun -__- . Gue udah ngerasa kaga
sanggup. Gue pengen banget nyampe puncak, ada scenario yang pengen gue jalanin
di puncak Mahameru. Dan pemeran utama satunya lagi muncul di belakang gue.
Gue naik 3 langkah kemudian duduk, begitu seterusnya. 4 gaya udah
dikeluarin, Berdiri, merangkak, merayap, digeret-geret, tetep aja kaga nyampe –
nyampe. Huft, gue pasrah, hinaan , dukungan, ledekan udah kaga mempan lagi.
Akhirnya rundingan sama si Ria (Kiki udah turun duluan) kita ngelanjutin
pendakian atau pending dulu. Setelah debat panjang , dengan 2 crew blakrax yang
meratiin gak jelas. Akhirnya kita mutusin buat pending.
Sebenernya berat hati gue buat gak ngelanjutin perjalanan, gimana
scenario gue?.
Dan akhirnya Ria dan Didin berseluncur turun. Gue duduk di Pasir
Mahameru, mendongak melihat puncak yang belum bisa gue gapai saai itu. Menatap
sosok disebelah gue. Partner yang udah nyusun scenario Mahameru.
Pasir Mahameru , 8 Oktober 2012
Gue dan dia ada di sana. Duduk berdampingan. Pikiran gue menyesali
kegagalan menggapai puncak. Dan pada akhirnya ada suara- suara yang keluar dari
dia dan dari gue. Tentang komitmen pergantian status, tentang janji yang tak
harus diingkari, tentang skenario yang berubah lokasinya. Tentang gue dan dia.
Tentang kasih sayang dan cinta J
Bergandengan kayak truk gandeng, kita nikmati perjalanan menuruni pasir mahameru. Gila ya, turunnya gak perlu susah payah. Di guyur gerimis romantic, 10 menit kemudian kita nyampe cemoro tunggal (naiknya butuh 3 jam lebih).
Trek Turun dari Mahameru |
Menuju Arcopodo, gue dan ria nyanyi-nyanyi gak jelas, gue loncat – loncat
kayak bajing. Gak apa – apa gak sampe puncak, gue tetep bahagia berada di sini.
Di gunung, di tengah hutan rimba. Benar – benar merasa bebas dari kepenatan
kota industry. Tiba di Kalimati jemur pakaian basah, dan kemudian tepar.
Dari ke 13 peserta Trip, ada 5 orang yang mencapai puncak Mahameru.
Pastinya gak termasuk gue -__-. Selamat buat Heru, Ibnu, Angga, mas Arif dan
Mas Alwan yang jauh –jauh dari Samarinda :D
Cuma bisa mangap menatap Mahameru. Oh Mahameruku yang tak tergapai kali ini
Oh Mahameruu |
Kenyataannya emang begitu, tapi kaki gue gak bersahabat, dan gue haid
hari pertama . bawaannya uring –uringan. Sakeeeet, dengan diseret – seret dan
di semangati 3 orang cowok yang ngecover gue. Gue paksain buat tetep jalan.
Walaupun rada kesel dan sakit hati ketika nanya berapa lama lagi dan jawabannya
selalu sama di jam yang berbeda “Sebentar Lagi kok” “Dikit Lagi kok”. Ntah
kenapa perjalanan malam ini terasa berat, lama, mistis dan mencekam.
Pengen rasanya gue jahili mereka dengan pura – pura pingsan, tapi gue
kasian. Yaudahlah akhirnya gue isak isakan sepanjang jalan nahan kaki gue yang
luar biasa sakitnya. Sampe pada akhirnya dengan cinta dan kasih sayang # pret.
Tibalah gue dan rombongan di Ladang penduduk, ketemu truk. Naik ke truk,
kemudian di bawa ke homestay.
Pukul 23:00 kami tiba di homestay dan gue tepar. Lempar keril,berkecipak di air,
makan apa aja yang gue mau ( padahal mie doang) dan ngurut – ngurut kaki gue
pake minyak tawon. Sejam kemudian gue ngerasa pengen balik lagi ke sana, ke
SEMERU.
Gue janji akan kembali , bernostalgia dan menggapai puncaknya. Insya
Allah.
Ya Allah, terima kasih untuk Semerunya
Semeru , terima kasih untuk pangerannya
Pangeran, terima kasih untuk cintanya
Mahameru, Aku
dan Dia
Nice Trip ! gw jg pernah sekali waktu gagal summit attack di semeru, tp ntu yg bwt penasaran dan pngen balik lagi
BalasHapusshare jg blog gw www.jeungkawanina.blogspot.com
Thanks yaa.. Itu artinya diminta untuk kembali. Heheheh
BalasHapus