Apa rencana kalian pada saat
perayaan 17 Agustus? Waktu gue TK gue ikutan Lomba makan kerupuk dan gak pernah
menang, Waktu gue SD gue ikutan lomba joget balon dan gue dapet juara pertama,
waktu SMP gue ikutan panjat pisang antar kampung, waktu gue SMA jadi Paskibra
tingkat kecamatan
#ngook. Banyak moment 17an yang tak tertulis dan menyenangkan, tapi kali ini
gue dan teman-teman melakukan hal yang lebih dari menyenangkan untuk perayaan
17 Agustus, yakni Pengibaran Sang Saka Merah Putih di atap 3078 Mdpl, kuningan,
Jawa Barat.
Ada 3 Jalur untuk menuju puncak
Ciremai, yakni Apuy di Majalengka, Palutungan dan Linggarjati di Kuningan. Kali
ini kami memilih Via Palutungan dengan tujuan ngecamp di Goa Walet. Jalur
terberat yaitu via Linggarjati dan gue belum cukup berani melaluinya dalam
waktu dekat ini. Haha
Kami ber-8 lagi kali ini, tapi
dengan tambahan sosok yang berbeda. Masih dengan pacar-pacar gue Ria dan risky,
si Kembar keriting kribo Kak Moses dan Kak Iyong, Kak Apoy yang hoby ziarah,
ada Bapanya Anez si Kak Ison, dan terakhir Kak Ibnu.
|
Bapa mari maeen |
Gak pusing-pusing mikirin
transport, temen gue udah punya cara tersendiri memanage transportasi dengan
budget yang minim, ngumpulin massa yang cukup dan nyarter mobil. Haha. Mobil
beruntung yang kedapetan nganterin kita ke Kuningan adalah Mobilnya Bos Kak
Apoy .
Keuntungan naik mobil carteran adalah gak pusing-pusing mikirin transportasi
pulang ketika turun gunung nanti yang waktunya terkadang gak bisa diprediksi.
Kami ber8 patungan masing-masing Rp 200.000,- untuk transportasi Pulang
Pergi Tangerang Kuningan dari tanggal 15-17 Agustus. Budget ini lumayan
dibandingkan harus ngeteng dari tangerang Kuningan, yang mengharuskan naik bus
2 kali dan pickup 1 kali hingga kaki gunung (recommended).
Malam sebelum keberangkatan, kami ber-8 ngumpul di tempat Kak Moses untuk
packing dan breafing. Setelah semuanya dirasa cukup, gue dan teman-teman
memilih pulang, mengingat gue dan ria baru aja pulang dari Yogja, malang dan
gresik dan sangat butuh tidur .
|
Packing |
|
Packing 1 |
15 Agustus 2013, 09:00
Malam ini gue dan yang lain udah kumpul kebo #astagfirullah, bukaan
maksud gue udah ngumpul di tempat kak moses, Keril-keril udah dapet tempat
special di dalam mobil. Dan manusia-manusia kece ini masuk mobil setelah keril
aman #yahelaaa.
|
Sempil-sempilan |
Tepat jam 10:00 kami ber-8 dan 1 kakek-kakek bawel sebagai driver
meluncur menuju kuningan. Obrolan di dominasi dengan si kakek yang kayaknya
berusaha keras bikin orang di dekatnya gak tidur. Yowess gue mah tidur aje dah,
selama bisa nyender gue pasti tidur :D
Jam 3:30 kami tiba di basecamp
Ciremai, cuaca bener-bener dingin menusuk hingga tulang, angin juga lumayan
kenceng, berasa ada kipas angin nyala tepat di belakang gue. Menggigil-gigil di
luar mobil juga di luar basecamp. Dua dari rombongan gue ngurusin perizinan,
gak lama mereka balik lagi nyodorin ke gue kertas perizinan, perorang Rp
10.000.
|
Mari makaan |
Setelah itu kami makan di atas
kardus, makanan di bawa dari Tangerang. Maen ke kuningan tetep aja makan
makanan dari Tangerang.
Setelah makan kami masuk lagi ke dalam mobil buat ngelanjutin tidur, karena
kita gak dapet tempat di basecamp. Jam 06:00 kita kebangun dari tidur, keluar
mobil dan ngehirup udara segar kaki gunung ciremai. Warung-warung sekitar udah
buka, sambil ngeteh kita ngecek perlengkapan lagi. Mastiin gak ada yang ketinggalan.
Dan tepat jam 7:00 kami mulai trekking.
|
Trek awal --- Sawah |
Trek diawali dengan rumah-rumah
dan ladang penduduk sekitar dan cukup landai. Selang 15 menit tibalah kami di
shelter pertama, narsis dan istirahat 3 menitan dan melanjutkan pendakian lagi.
Setelah shelter ini trek melewati hutan dengan jalur rapat yang menanjak. Masih
banyak bonus di sini, hingga 1,5 jam kemudian tibalah kami di Pos 1 ketinggian
1450 mdpl.
|
Shelter pertama |
|
Trek menuju Pos 1 |
|
Rehat di jalur menuju Pos 1 |
Sumber mata air bersih terakhir
via palutungan ya di Cigowong. Terdapat sungai kecil sehingga pendaki dapat
menyiapkan persediaan air di sini. Mulai deh segerintil dari rombongan kita
nampung air untuk bekal perjalanan #eaa. Pos 1 kali itu cukup rame, banyak yang
ngecamp di sini, tapi tujuan ngecamp kita adalah Goa Walet. Oh iya, di Pos 1
juga ada toiletnya, haha. Jadi yang mau nabung lebih bermartabat ya cukup di
sini.
|
nyetok aer |
Setelah rehat sekitar 20 menitan
di Pos 1, rombongan gue memulai pendakian lagi. Kak Moses dan Kak Ison membelah
jalur duluan, buat hunting camp area di Goa Walet yang dikhawatirkan bakalan
penuh saat itu. Goa Walet diperkiraakan hanya cukup nampung 10-11 tenda.
Setelah Pos 1 trek semakin
nanjak tapi masih full hutan. Banyak pohon-pohon yang gak gue mengerti namanya
apa. Setelah Cigowong akan ketemu Blok KUTA ketinggian 1575 mdpl, disini masih
full hutan dan trek agak melebar. Pilih jalur di balik pohon besar dan mulai
nanjak lagi dan setelahnya
akan ketemu
Blok P. Badak. Selang beberapa menit sampailah di Blok Arban.
|
Trek Blok KUTA |
|
Rehat dah cuuy |
Trek teduh dan cukup datar,
setelah blok Arban trek semakin menanjak. Gue lupa berapaa lama menghabiskan
waktu untuk ngelewatin masing-masing pos, tapi yang jelas langkah gue adalah
langkah keong. Di jalur ini cukup banyak batang-batang pohon rendah, juga
banyak pohon-pohon tumbang yang terkadang dilangkahi atau dilalui dengan
merunduk.
|
Pohon tumbang menakjubkan |
|
Hutan Indah |
Setelah melewati trek yang cukup
nanjak, tibalah kami di pos Tanjakan Asoy, gue bisa nebak kenapa namanya
Tanjakan Asoy, tanjakannya ngeliuk-liuk kayak penyanyi dangdut. Rehat sebentar
di sini, bongkar cemilan untuk kami ber5, Gue, Ria, Rizky, Kak Iyong dan Kak
Ibnu. Kak Apoy, Kak Moses dan Kak Ison mungkin jauhnya udah berkilo-kilo meter
dari kami, ntahlah.
15 Menit istirahat di sini kami
mulai nanjak lagi. Tanjakan gak pernah berakhir. Masih melalui full hutan yang
menanjak. Akhirnya setelah engap-engapan 5 jam-an dari Pos 1, tibalah kami di
Pasanggrahan. Di sini udah ada 5 tenda yang berdiri, gue dan yang lain melipir
menjauh dan lempar keril dipinggiran jalur. Ketika itu udah jam 2:00 siang dan
perut lumayan laper. Ngmil sebentaran sambil mikirin 3 teman yang ntah ada di
mana.
Jalur pendakian lumayan rame
kali itu. Gue pernah sempet tiduran santai di balik pohon ketika harus
ngebiarin 1 rombongan dengan 37 orang ngeduluin gue, haha. Cukup bilang “iya”
37 kali dengan pertanyaan yang sama gue menikmati santai di jalur, hihi.
Setelah ngemil santai di
Pasanggrahan, kami mulai nanjak lagi. Dan kali ini gue udah mulai melihat
edelweiss, ternyata setelah pasanggrahan adalah batas vegetasi yang ditimbuhi
cantigi dan edelweiss. Gak lama tibalah di Pos VI Sanghyang Ropoh. Ada 2 jalur
ke kanan dan ke Kiri, dan kitapun melipir ke Kanan. Kali ini melewati jalur
bebatuan yang cukup licin, jalurnya hampir sama kayak Watu Tulis di Merbabu Via
Selo.
|
Pasanggrahan |
Gue udah cukup gregetan karena
kali itu udah jam 4:30 sore dan kami ber5 belum ketemu sama yang ber3. Masih melalui
trek bebatuan yang mananjak, tiba-tiba ada yang neriakin nama gue. Pas gue
tengok ternyata Kak Apoy, dia duduk dipinggir tenda gak dikenal. Usut punya
usut ternyata dia ketinggalan dari Kak Ison dan Kak Moses dan memilih nungguin
Kita di sana,
Rehat bentaran, dengerin Kak
Apoy Curhat, akhirnya kami mulai nanjak lagi. Masih trek tanah kuning bebatuan
yang sama yang semakin nanjak. Senja udah mulai nunjukin tanda-tanda
kehadirannya. Aaaaah, awan udah mulai membentuk gumpalan rapat. Dan keletihan
gue dengan rombongan agak berkurang dengan fenomena ini.
Sempat narsis dan bermain-main dengan awan, kami memulai perjalanan lagi.
Cuaca udah mulai dingin dan berasa nusuk hingga tulang. Langit udah mulai gelap
dan memaksa gue dan rombongan untuk ngeluarin headlamp. Masih merangkak
dikegelapan dengan jalur tanah dan bebatuan yang menanjak sampailah kami
dipertigaan yang menuju ke jalur Apuy dan Ke Goa wallet. Kami memilih
sisi kanan yang menuju Goa Wallet.
Dan tepat jam 7:00 malem teriakan gue disambut Kak Ison dan Kak Moses
dikejauhan. Goa wallet udah deket. Belok kanan dan hati-hati ngelangkah karena
dikelilingi jurang, sampailah kami di Goa Walet dalam 12 jam Perjalanan.
Subhanallah
Lega banget udah ketemu rombongan lengkap dengan tenda yang udah berdiri
anggun, gue mulai bongkar keril dan mulai nyiapin teh dan kopi untuk penghangat malam. Siap siaga
jadi assistant Kak Iyong yang nguasain nesting sama Kompor, gue bertugas
nyiapin bahan-bahan buat di masak. Yang lain asik ngemil dan memulai ocehan
tentang perjalanan.
Lagi-lagi menghabiskan malam dingin dalam hangatnya tenda dengan teh,
kopi dan permainan kartu. Lawan gue kali ini Kak Ibnu, Kak Iyong dan Kak Ison.
Siapa yang menang? Ukuran kemenangan bisa dilihat dari sedikitya jumlah coretan
lipstick pada wajah. Yang paling dikit coretan adalah Gue dan kak Ibnu, yang
paling banyak adalah Kak Ison dan Kak Iyong.
|
Maeen Kartu |
Ntah jam berapa, saking capenya kami mulai tertidur, karena besok
pagi-pagi sekali kami berniat berburu sunrise.
17 Agustus 2013,
Gue Jam 4 pagi kebangun, tapi tidur lagi karena yang lain masih pada tidur.
Kebangun lagi jam 5 pagi dan yang lain masih males-malesan. Ini mana kali, niat mau
berburu sunrise kayaknya buyar. Jam segini sebagian masih pada tidur. Akhirnya
kesel-kesel gue tidur sampe jam 6 pagi. Bangun-bangun udah ada teh hangat, akhirnya
kita sepakat bakalan muncak setelah sarapan. #eddeeeh
|
Trek Menuju Puncak |
Setelah sarapan dengan banyaknya kekonyolan, akhirnya tepat jam 8:15 (Jam
Kamera gue) kami mulai nanjak lagi. Trek licin tanah bebatuan 45
o ,
dan dengan semangat 45 sesuai dengan tema dan tepat di Hari Kemerdekaan tibalah
kami 30 menit kemudian di Puncak Ciremai. Subhanallah
Lautan awan nyambut kami di sini. Di kiri Kawah di Kanan lautan awan. Ada
sebagian rombongan yang melakukan upacara berkelompok, menuturkan janji-janji.
Indah, pagi itu 17 Agustus 2013 indah. Kami habiskan berpuluh-puluh menit
menikmati keindahan pagi ini. Tak terlupakan
Setelah puas, kami turun menuju Goa Walet dan mulai packing. Setelah
semuanya siap dan lengkap, kami memulai perjalanan turun tepat jam 11:30. Cuaca
cerah kali itu. Perjalanan turun lebih santai. Kami kebanyakan lari di sini.
|
Goa Walet |
|
Pesan untuk Ciptaan Tuhan |
|
Goa Walet dari atas |
Sampai pada akhirnya tunggu-tungguan di Pasanggrahan. Tapi Rizky, Kak
Ibnu dan Kak Apoy belum muncul juga, kami mulai melipir lagi menuju Pos 1.
Rencanaya tunggu-tungguan terakhir di sana. Gue mulai lari lagi, sampe pada
akhirnya kaki gue keseleo dan jatoh gedubrakan, gak lagi-lagi gue pecicilan.
Jalan santai namun pasti 4 jam terhitung dari Goa Walet tibalah kami di Pos 1.
|
Rehat di Cigowong |
Kami belum lengkap di sini, masih ada 3 teman di belakang. Selang 1 jam
kemudian muncullah risky dan kak Ibnu. Kali itu udah jam 3:30 dan kak apoy
belum muncul juga. Sampe sekitar 2 jam berikutnya Kak Apoy muncul
terpapah-papah. Ternyata kakinya bermasalah.
Setelah istirahat cukup lama, kami memulai perjalanan turun lagi sehabis
magrib. Langit gelap dan kami memanfaatkan headlamp. Kali ini kami memulai
trekking dengan formasi yang pasti, 1 garis lurus mengimbangi Kak Apoy yang
lagi cidera.
Perjalanan terasa lebih panjang, kemistisan mulai kerasa. Tapi segalanya
lebih menyenangkan karena kebersamaan yang sengaja diciptain. Kita gak saling
ngeduluin satu sama lain. Sepanjang jalan dibayangi hutan gelap dan ada warung
dadakan disalah satu jalur. Gak sempat mampir ke sana karena udah malam, haha.
Selang 3 jam kemudian tibalah kami di Basecamp. Padahal ketika nanjak menuju
Pos 1 sekitar 1.5 jam.
Dan setelah istirahat sebentar dan bersih-bersih, kami meluncur pulang ke
Tangerang dengan mobil carteran yang udah nungguin bareng si kakek selama kita
nanjak. Menyisakan kerinduan. Demi Allah gue Kangen Ciremai. :D
Estimasi Waktu Keong Gue
Basecamp – Pos 1 : 1,5
Jam (Pagi)
Pos 1 – Goa Walet : 9,5
Jam (Pagi, Siang dan menjelang malam)
Goa Walet – Puncak : 30 Menit
(Pagi)
Puncak – Goa Walet : 15 Menit
(Pagi)
Goa Walet – Pos 1 : 4 Jam
(Siang)
Pos 1 – Basecamp
: 3 Jam
(Malem)
Komentar
Posting Komentar