Lawu 3265 Mdpl (Part 1)


Heloooo.. Selamat Pagi Jogjakartaaa….. 28 Maret 2014
                Pagi itu tepat pukul 7:00 pagi tibalah kereta Progo di stasiun Lempuyangan. Jelasnya lagi, muncullah dari dalam kereta manusia-manusia kece berkeril dari Tangerang. Adalah gue bersama teman-teman seperjalanan, baru tiba setelah menempuh perjalanan selama 8 jam dari stasiun Pasar Senen dengen Kereta Progo.

nggembel nang stasiun

Tujuan kami kali ini adalah Gunung Lawu yang terletak di daerah Tawangmangu. Sejujurnya untuk menuju Lawu lebih enak dari Solo. Tapi karna tiket keretanya habis. Pilihan terakhir adalah Kereta Progo yang bisa berangkat malem setelah paginya mengais rejeki, yang stasiun akhirnya adalah di Lempuyangan.
                Rekan perjalanan gue kali ini adalah masih orang – orang yang sama, sama jeleknya juga sama dekilnya #Hadeh. Adalah dia Riia Dafa, Rizky Ageng, Ka Benu, Ka iyong, Ka apoy, Ka Desta dan Ka agie. Ini kali pertama gue nanjak bareng Ka Desta dan Ka Agie. Yang seharusnya Cikurai lalu gue bisa berangkat namun gegara sakit keras harus di Pending, ihik.


                Balik lagi ke kisah di stasiun Lempuyangan, Kami memikirkan akses terbaik menuju Solo. Tadinya mau naek kereta Prameks atau Sriwedari seharga Rp 10.000,-. Namun berhubung harus menunggu 1 jam lagi, akhirnya kami memilih untuk naik bis menuju Terminal Solo.

nang halte TransJogja
                Langkah pertama adalah ngesot dari stasiun lempuyangan menuju halte trans jogja. 15 menit jalan kaki dengan ngelewatin plang kereta api yang udah ngejogrog, tibalah kami di halte trans jogja. Ini mah serba nekat, informasi didapatkan dari mbah gugel plus orang-orang yang lewat. Halte tujuan kami adalah Halte Jembatan Janti. 2 kali lewatin halte kemudian sekali transit tibalah kami di halte Janti Utara.
                Dari bawah jembatan kami menanti bis menuju terminal Solo. Bis langsung diserbu calon penumpang ketika datang, tariff Rp 10.000,-/Org (Pake Nawar). Dasarnya tukang tidur, para cowo langsung pada molor. Mengingat lama perjalanan Jogja-Solo sekitar 2 Jam, berasa rugi kalo gak dimanfaatin buat mengais mimpi #alaah.
                2 Jam kemudian tibalah kami di Terminal Tirtonadi, selanjutnya adalah menaiki bus jurusan Tawangmangu tariff Rp 9.000,-/Org (pake nawar). Sepanjang perjalanan disuguhi pemandangan hijau-hijau segeer, belom lagi bocah-bocah sekolahan yang ikut numpang bis ngobrol pake logat jawa, sedeepnyooo.Setibanya di Tawangmangu kami makan siang dan hujan pun mulai turun.
                Berharap allah menghadirkan cerah untuk pendakian kali ini. Sehabis makan Allah menjawab doa, hujan berenti dan langit mulai cerah. Dan perjalanan berikutnya adalah menuju basecamp, satu-satunya kendaraan selain naik motor adalah naek angkot. Secara klo jalan kaki lumayan bikin gempoor. Tarif angkot menuju Basecamp Rp 10.000,-/org (gak boleh nawar). 30 menit kemudian tibalah kami di Basecamp Cemoro Sewu. Di sana kami bertemu 1 rekan pendakian lagi, si Komo Komari.

Team

pose dulu
        
                Sebelum pendakian registrasi Rp 6.500,-/org. Dan setelah semuanya selesai, pendakian dimulai pukul 14:00. Seperti biasa, 10 menit pertama masih 1 rombongan, 10 menit kedua jadi 2 rombongan, 10 menit ke-3 mencar- mencar, hha. Pendakian dari Baseceamp menuju Pos 1 di dominasi dengan hutan-hutan alami dan jalur bebatuan rapi namun cukup menanjak.
pendakian dimulai

                Estimasi waktu dari Basecamp menuju Pos 1 adalah 1,5 jam dengan langkah keong plus foto-foto sepanjang jalur. Pos satu ditandai dengan shelter yang cukup di dirikan 1 tenda kapasitas 4. Setelah rehat sebentar, pendakian kembali dilanjutkan menuju Pos 2. Jalur makin menanjak, didominasi dengan bebatuan yang tertata rapi. Jalur mirip gunung Gede via Cibodas namun lebih menanjak.

jalur menuju pos 1
 
Pos 1

               1 jam kemudian tibalah kami di Pos 2, berhubung engap, dingin dan lapar team memutuskan untuk rehat sebentar dan makan minum di Pos 2. Berhubung hari makin gelap dan cuaca dingin makin menusuk tulang,kami mulai pake jaket dan ngeluarin headlamp. Istirahat cukup lama di Pos 2.

pos 2

                 Dan pendakian kembali dilanjutkan selepas magrib. Kali ini komitmen untuk tetep bareng-bareng dan gak mencar – mencar. Sejujurnya pendakian malam bukan kapasitas gue, pendakian malam berasa 2 kali lipat lebih berat dari yang seharusnya. Dan 1 Jam yang berasa lama banget akhirnya kami tiba di pos 3 tepat jam 7 malem.
                Kami berencana camp di pos 5, jadi walau gimanapun kami harus tetap camp di sana. So pendakian kembali dilanjutkan, semakin malam pendakian berasa semakin berat, makin dingin dan makin bikin lapar. Ntah jalur yang makin nanjak atau mata yang mulai ngantuk atau perut yang mulai laper, bawannya setiap mulai jalan malah pengen ngegelosor duduk dan merem. Sampe ngelingker-ngelingker di jalur saking ngantuknya.
               


Komentar